Buah Adil

Saturday 7 February 2009

Di antara buah adil dalam keputusan hukum ialah tersebarnya ketentraman di hati.

Dikisahkan bahwa Kaisar Romawi mengirim utusan kepada Umar bin Khaththab r.a untuk melihat dari dekat kondisinya dan kegiatan-kegiatannya.

Ketika utusan Romawi tersebut telah tiba di Madinah, ia bertanya tentang Umar bin Khathab kepada penduduk Madinah. “Mana raja kalian?”
Penduduk Madinah menjawab: “Kami tidak mempunyai raja, kami hanya mempunyai pemimpin yang sedang pergi ke luar Madinah”.
Utusan Kaisar Romawi tersebut segera keluar dari Madinah untuk mencari Umar bin Khaththab, dan ia bertemu dengan Umar yang sedang tidur di atas tanah dengan berbantalkan tongkat kecilnya yang biasa ia bawa untuk mengubah kemungkaran.

Ketika utusan Kaisar Romawi melihat Umar bin Khaththab dalam keadaan seperti itu, ia merasakan ketenangan di hatinya, dan ia berkata: “Orang yang ditakuti semua raja karena kewibaannya, tetapi keadaainya sepert itu? Hai Umar, engkau berbuat adil dan engkau pun bisa tidur. Sadangkan raja kami zalim, maka tidak heran kalau ia tidak bisa tidur, dan selalu diliputi ketakutan” (Abu Bakar Jabr al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, hl.236).

Pemimpin yang adil selalu bersikap dalam pemberian keputusan dengan jalan tengah, yakni tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sembrono. Oleh sebab itu, orang muslim harus adil dalam ucapan dan perbuatannya. la berbuat adil dalatn segala hal hingga menjadi akhlak yang tidak terpisahkan darinya.

Hasilnya, keluarlah darinya ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang adil dan jauh dari kezaliman. la sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak condong kepada syahwat dant tidak cinta dunia.

Labels:

0 comments: